SHARE PETUALANGANNYA !!!

Silahkan kirim artikel ke web PKH Provinsi Jawa Tengah @email : artikel.pkhjateng@gmail.com
artikel yang dikirim akan kami muat di blog pkhjateng.or.id

What's Trending?

  • Responsive & Retina

    Chocolate bar cake topping marshmallow cake ice cream. Sweet powder chupa chups. Cake candy liquorice cheesecake soufflé. Gummies halvah bear claw caramels tootsie s..

  • High Performing

    Chocolate bar cake topping marshmallow cake ice cream. Sweet powder chupa chups. Cake candy liquorice cheesecake soufflé. Gummies halvah bear claw caramels tootsie s..

  • Amazing Fast Loading

    Chocolate bar cake topping marshmallow cake ice cream. Sweet powder chupa chups. Cake candy liquorice cheesecake soufflé. Gummies halvah bear claw caramels tootsie s..

  • What's Trending?

    Smart & Creative Design

    Great HTML Template made with clean Codes. Which will make you proud of your Business, Portfolio, Photography, Blog, and much more.

    From our Blog

    Thursday, February 23, 2017

    Target penerima bantuan sosial tujuh juta keluarga penerima manfaat pada tahun 2018.



    Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, tambahan satu juta penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) akan diajukan dalam APBN-Perubahan 2017. Penambahan jumlah penerima sudah menjadi komitmen pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. 

    "Pada tahun ini kita targetkan penerima bansos non tunai sebesar tiga juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan tiga juta masih diberikan secara tunai. Akhir tahun akan kita tambah satu juta, sehingga tahun 2018 menjadi tujuh juta. Sementara, dari tujuh juta KPM ditargetkan sebanyak 4,5 juta KPM menerima melalui non tunai yang terintegrasi dalam Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kita harapkan dengan adanya penambahan jumlah penerima bansos ini bisa mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan yang cukup signifikan," jelas Khofifah di kantornya, Kamis (19/1). 

    Percepatan pengurangan angka kemiskinan tersebut tidak cukup hanya dengan meningkatkan jumlah penerima manfaat bansos PKH non tunai. Tetapi juga harus dibarengi dengan sinergitas program antara pemerintah pusat dan daerah. 

    Salah satu sinergitas penanggulangan kemiskinan antara pemerintah pusat dan daerah adalah adanya sinergitas pendamping PKH dengan pemerintah daerah dimanapun mereka ditempatkan. Dikatakan Mensos, para pendamping tersebut sebagai ujung tombak pemerintah pusat yang berinteraksi langsung dengan penerima PKH di seluruh kabupaten kota. 

    "Saya selalu titipkan pendamping PKH kepada kepala daerah setempat untuk bisa dioptimalkan dalam melakukan pemetaan dan analisis kebutuhan, serta pendampingan terhadap program program penanggulangan kemiskinan, seperti bansos non tunai pangan. Salah satu syarat untuk menjadi pendamping adalah warga setempat berpendidikan Sarjana yang mengetahui kultur dan topografi tempat mereka berada. Dengan sinergi ini maka pengentasan kemiskinan bisa cepat dilaksanakan. Paling tidak dua bulan sekali para pendamping bisa diajak breakfast meeting oleh bupati atau wali kota setempat," beber Khofifah. 

    Dia menambahkan, agar proses pendampingan bisa efektif maka para pendamping PKH tidak boleh berkerja secara paruh waktu. Dalam kontrak yang dilakukan antara Kemensos dan pendamping PKH disebutkan tidak boleh terikat pekerjaan lain. Para pendamping harus melakukan pendataan by name by address dan melakukan family development session agar para penerima manfaat bisa lepas dari jaring kemiskinan yang menderanya. 

    "Para pendamping ini harus melakukan assesment setiap bulan dan melakukan penghitungan kapan waktunya para pesera PKH bisa mandiri," ujar Khofifah. 

    Lebih lanjut, idealnya setiap satu pendamping bisa melayani 200-250 keluarga penerima manfat. Angka ideal pendampingan ini dijutukan terjadi percepatan wisuda bagi para penrima program PKH. 


    "Percepatan ini sangat dibutuhkan agar penduduk miskin di Indonesia terus berkurang secara signifikan. Kalau kemarin BPS menyebutkan jumlah penduduk miskin telah berkurang sebesar 10 persen lebih maka dengan pendampingan yang efektif bisa jadi pada tahun depan jumlahnya akan berkurang sangat signifikan," demikian . [wah] 

    Tuesday, November 15, 2016

    Sejarah Singkat PKH Provinsi Jawa Tengah

    Provinsi  Jawa Tengah menjadi peserta PKH tahun 2011 dengan kepesertaan awal terdiri dari 7 Kabupaten yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Wonogiri. Pada tahun 2012 dilakukan penambahan wilayah kepesertaan PKH yaitu Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Demak, Kabupaten Tegal, Kabupaten Kendal, dan Kota Pekalongan.  Tahun 2013, Kabupaten Banyumas, Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang, dan Kabupaten Pati menjadi peserta PKH. Pada tahun 2014, peserta PKH di Jawa Tengah bertambah 6 Kabupaten, yaitu Kabupaten Blora, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Purbalingga. Total  Kabupaten/Kota Peserta PKH di Provinsi Jawa Tengah hingga tahun 2014 adalah 30 Kabupaten/Kota.

    Peta Jawa Tengah

    Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Perlindungan dan Jaminan Sosial Nomor 01/LJS/01/2015 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kabupaten/Kota di Provinsi Pelaksana PKH Tahun 2015 terdapat penambahan Kabupaten Peserta PKH di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Boyolali. 

    Selain itu ada penambahan Kecamatan pada Kabupaten/Kota Pelaksana PKH tahun 2015, yaitu Kecamatan Tugu dan Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Perlindungan Jaminan Sosial Nomor 02/LJS/01/2015 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kecamatan pada Kabupaten/Kota Pelaksana PKH Tahun 2015.

    Pada pertengahan tahun 2015, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial No. 19/LJS/JS/06/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kabupaten/Kota PKH Tahun 2015, Jawa Tengah mendapatkan penambahan 3 Kota yaitu Kota Surakarta, Kota Magelang, dan Kota Tegal, sehingga seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah sudah menjadi peserta PKH. Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial No. 20/LJS/JS/06/2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Lokasi Pengembangan Kecamatan pada Kabupaten/Kota PKH Tahun 2015, Jawa Tengah mendapat penambahan sebanyak 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Kebonarum (Klaten), Kecamatan Gesi (Sragen), Kecamatan Petungkriono (Pekalongan).

    Program Keluarga Harapan (PKH)


    Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program bantuan tunai bersyarat(Conditional Cash Transfer/CCT) kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM).PKH diarahkan untuk membantu keluarga sangat miskin dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, selain memberikan kemampuan kepada keluarga untuk meningkatkan konsumsi.PKH diharapkan dapat mengubah perilaku Keluarga Sangat Miskin  untuk memeriksakan ibu hamil /Nifas/Balita ke fasilitas kesehatan, dan mengirimkan anak ke sekolah dan fasilitas pendidikan.Dalam jangka panjang, PKH diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar-generasi.

    Tujuan umum PKH adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku peserta PKH yang relatifkurang mendukung peningkatan kesejahteraan. 

    Secara khusus, tujuan PKH terdiri atas:
    1. Meningkatkan kualitas kesehatan RTSM/KSM.
    2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM/KSM.
    3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi anak-anak RTSM/KSM.

    Saturday, November 12, 2016

    PKH JAWA TENGAH


    elearn Education Blogger template is the best solution for school, colleges, universities to make their presence on the internet. This template is designed especially for creating and selling courses online. Features of this template are 100% Pure Responsive, Carousel Image Slider, Featured Post, Related Posts, Full Width Layout, One Page Template, 4 Column footer, Drop down menu, About the author, blue and black color scheme,